Jakarta merupakan kota paling diincar di Asia.
Walaupun Jakarta cenderung menutup pintu bagi investor asing karena adanya proteksi pemerintah dan ketiadaan regulasi kepemilikan pihak asing, hal tersebut tak menghalangi pertumbuhan investasi properti.selain properti di kota Jakarta, Indonesia punya banyak kawasan incaran. Kawasan-kawasan tersebut adalah Bintaro, BSD, dan Cibubur.
Jakarta paling seksi di Asia. Ibu kota Indonesia ini masih menjadi pasar incaran untuk investasi properti ketimbang Shanghai, Kuala Lumpur, Singapura, dan bahkan Sydney.Hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Grup iProperty mengungkapkan keunggulan komparatif Jakarta, yakni pasar domestik yang luar biasa besar dan pertumbuhan harga lebih tinggi dibanding empat kota lainnya tersebut.
Di satu sisi, harga propertinya justru masih terhitung kompetitif alias paling murah jika dibandingkan dengan Shanghai, Kuala Lumpur, Singapura, dan Sydney. Harga murah berpotensi tumbuh pesat. Nah, pertumbuhan harga inilah yang diincar oleh para investor, dan Jakarta menawarkan pertumbuhan harga dan keuntungan dengan margin lebih luas.
General Manager Rumah123.com Andy Roberts mengatakan, selain Jakarta, Indonesia punya banyak kawasan incaran. Kawasan-kawasan tersebut adalah Bintaro, BSD, dan Cibubur. Statistiknya masih sama. Namun, Harapan Indah mulai tumbuh sekitar 5 persen sebagai daerah yang paling dicari. Sementara itu, Kemang kian dilupakan karena harga yang terlalu tinggi dan juga macet.
Bila Cibubur, Bintaro, dan BSD dibidik oleh kalangan yang tertarik berinvestasi di rumah tapak, berbeda halnya dengan kawasan lainnya. Untuk apartemen, secara khusus, responden tertarik membeli di daerah Jakarta Pusat (30 persen), Jakarta Selatan (30 persen), dan Bogor (17 persen).
Selain Jakarta, pengguna situs Rumah123.com tampaknya juga menunjukkan adanya penambahan lokasi pencarian properti. Daerah Jabodetabek (Greater Jakarta) yang paling dicari oleh responden meliputi Bogor (36 persen), Serpong, Tangerang, dan Bekasi (masing-masing 20 persen), serta Cibubur (18 persen). Untuk lokasi investasi, mereka juga menyasar Bandung (50 persen), Yogyakarta (33 persen), dan Denpasar (28 persen).
"Tiga daerah di luar Jakarta yang sudah disebutkan sebelumnya harganya meningkat cukup tajam. Terutama di Bandung. Peminatnya dari 60.000 orang meningkat sampai 90.000 orang. Hal ini disebabkan beberapa hal. Bisa karena properti di Bandung semakin banyak atau mungkin juga karena orang-orang makin banyak yang menggunakan teknologi. Medan dan Balikpapan juga mengalami kenaikan pencarian di kuartal kedua ini," imbuh Andy.Via : Kompas.com
.